Ekonomi

Bapanas Fokus stabilkan tiga Pangan Pokok strategis di 2025

Sumber Foto: Antara

JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) akan fokus pada tiga komoditas pangan pokok strategis pada tahun 2025 untuk mengendalikan fluktuasi harga pangan.

Ia menambahkan bahwa selain beras, program ini juga akan mencakup jagung untuk pakan ternak dan kedelai guna mendukung ketahanan pangan serta memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Untuk program stabilisasi pasokan dan harga pangan yang diusulkan oleh Bapak Menko Pangan (Zulkifli Hasan) kemarin di Ratas (rapat terbatas) memang telah disetujui Bapak Presiden Prabowo. Target salurnya semakin besar dan menyasar tidak hanya beras, tapi ada pula jagung pakan dan kedelai,” kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Kamis (2/1/2025).

Dia menyebutkan bahwa program SPHP merupakan salah satu langkah pemerintah untuk mengendalikan perubahan harga pangan.

Pada tahun 2025, program ini akan diperluas, dengan jenis pangan strategis yang lebih banyak serta peningkatan target distribusinya.

Hal ini telah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Rapat Terbatas (Ratas) yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (30/12).

“Ini penting dilaksanakan seiring dengan peningkatan produksi yang akan dilakukan Pemerintah,” kata Arief.

Dia menyebutkan bahwa pada 2025, Perum Bulog akan melaksanakan program SPHP yang ditugaskan oleh Bapanas, dengan sasaran distribusi beras mencapai 1,5 juta ton, jagung pakan sebanyak 250 ribu ton, dan kedelai 100 ribu ton. Pasokan yang digunakan akan mengutamakan stok cadangan pangan pemerintah yang berasal dari hasil panen dalam negeri.

“Di 2025, langkah akselerasi produksi pangan akan diimplementasikan Pemerintah sehingga pada tahap pascapanen kita siapkan, salah satunya dengan program SPHP ini,” ucap Arief.

“Jadi BUMN pangan menyerap panen petani kita, dijadikan CPP lalu disalurkan ke berbagai lini pasar, peternak, dan produsen demi stabilitas pangan,” tambah Arief.

Program stabilisasi pasokan dan harga beras telah dimulai sejak 2022, dengan distribusi beras mencapai 1,3 juta ton pada tahun tersebut. Pada 2023, program SPHP beras berhasil mendistribusikan 1,196 juta ton, yang melebihi target sebesar 110,30 persen dari target 1,085 juta ton.

Di 2024, hingga minggu keempat Desember, distribusi beras telah mencapai 1,399 juta ton atau hampir mencapai target 1,4 juta ton. Pemerintah juga memperhitungkan bahwa setiap kenaikan harga beras sebesar 10 persen dapat meningkatkan inflasi sebesar 0,34 persen, sehingga intervensi untuk menekan inflasi tersebut tetap diperlukan.

Di sisi lain, program SPHP jagung dimulai pada November 2023, dengan tujuan membantu peternak unggas yang kesulitan mendapatkan jagung pakan dengan harga yang wajar. Sebanyak 303 ribu ton jagung pakan telah disalurkan dengan harga Rp 5.000 per kilogram.

Sementara itu, program SPHP kedelai bertujuan untuk menghubungkan petani dengan pelaku usaha kedelai. Sebanyak 10 ton kedelai dari petani di Pati, Jawa Tengah telah didistribusikan ke Koperasi Produsen Tahu Tempe (KOPTI) di Kabupaten Bandung dan Bogor, Jawa Barat. Selain itu, ada juga komitmen penyerapan kedelai oleh berbagai pihak, termasuk KOPTI, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan perusahaan terkait.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button